Hari ini, Pisah Sambut Kepala Kantor Bahasa Lampung

Pisah sambut Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung digelar di kantor tersebut, hari ini(Kamis, 4/2/2016) pukul 09.00 WIB.
 
Untuk diketahui, beberapa kantor di bawah Badan Bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan mutasi para pejabat di daerah. Sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Agus Sri Danardana menempati Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat.

Sementara Yanti Riswara Idris dari Balai Bahasa Provinsi Riau kini menduduki Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung menggantikan Abdul Muis. Sebaliknya, A. Muis ditunjuk menjadi Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh.

Acara pisah sambut Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung ini dihadiri seluruh karyawan dan beberapa sastrawan (seniman) Lampung.

“Saya kira pada masa pak Danar (Agus Sri Danardana, Red.), mampu menumbuh-kembangkan kehidupan sastra di Lampung. Juga menghidupkan kantong-kantong sastra di kalangan pelajar,” kata Syaiful Irba Tanpaka, Rabu (3/2/2016).

Hal sama dikatakan sastrawan Isbedy Stiawan ZS.  Dikatakannya, pada masa-masa Agus Sri Danardana, hubungan Kantor Bahasa dengan sastrawan Lampung sangat baik dan harmonis. “Berbagai program apresiasi sastra banyak melibatkan sastrawan,” kata Isbedy.

Namun, imbuh dia, bukan berarti semasa Abdul Muis tidak. Hanya, menurut dia, volumenya agak berkurang. Ia mencontohkan, hilangnya rubrik “Sastra Milik Siswa” di Radar Lampung berkat kerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi Lampung, akhirnya tak ada lagi.

Karena itu, dia berharap,  Kantor Bahasa Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan Yanti Riswara Idris di masa mendatang mampu kembali peduli pada dunia sastra (dan bahasa) di daerah ini.
“Yang saya ketahui, ibu Yanti pernah bersama pak Danar memajukan Balai Bahasa Riau, jadi akan bersemangat lagi pada saat memimpin Kanton Bahasa Provinsi Lampung,” ujar Isbedy.

Ditambahkannya, ada banyak program kebahasaan dan kesastraan di daerah ini yang dapat dilakukan Kepala Kantor Bahasa Lampung yang baru.

“Selain penelitian, apresiasi sastra, sosialisasi kebahasaan, dan banyak lagi. Juga penerbitan buku maupun jurnal, saya kira terbuka untuk dilakukan,” kata dia